Mengaktifkan Siswa dalam Kegiatan Belajar Mengajar dengan Strategi Two Stay Two Stray
666
Dilihat
Model pembelajaran Koperatif tipe Two Stay Two Stray (dua tinggal dua bertamu) atau disingkat dengan TSTS, merupakan salah satu strategi pembelajaran yang dicetuskan oleh Spencer Kagan. Strategi pembelajaran ini merupakan sistem pembelajaran kelompok dengan tujuan agar siswa bisa saling bekerja sama, saling bertanggung jawab, saling membantu dalam memecahkan masalah, dan saling memotivasi untuk berprestasi. Dalam strategi TSTS ini siswa diberikan pengalaman untuk berbagi baik dengan kelompoknya atau dengan kelompok lain. Hal ini sejalan dengan kenyataan yang terjadi dalam kehidupan manusia yang selalu saling bergantung satu sama lain, tidak bisa hidup sendiri dan tidak bisa memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri.
Sejalan dengan namanya, maka dalam strategi TSTS setiap kelompok terdiri atas 4 orang, dua orang bertugas tinggal menjaga hasil karya/hasil diskusi kelompoknya untuk memberikan informasi kepada dua orang dari kelompok lain yang bertamu/berkunjung. Dua orang yang bertamu ini tujuannya untuk menggali informasi sebanyak-banyaknya dari kelompok yang dikunjunginya. Banyak keuntungan yang diperoleh siswa apabila belajar dengan strategi TSTS ini di kelas. Seluruh siswa aktif selama pembelajaran karena semua memiliki tugas yang sama pentingnya, baik sebagai orang yang bertugas stay di tempat maupun yang bertugas bertamu untuk menggali informasi sebanyak-banyaknya dari luar untuk disampaikan kembali pada teman sekelompoknya. Siswa yang stay di tempat, mau tidak mau mereka harus menguasai hasil karya/hasil diskusi kelompoknya karena mereka harus memberikan penjelasan kepada tamunya yang datang. Sebaliknya, siswa yang bertamu pun tetap harus aktif mencatat dan mengagali informasi karena mereka harus bisa menyampaikan hasil kunjungannya kepada teman sekelompoknya yang stay. Dalam pembelajaran dengan strategi TSTS ini pun siswa diajarkan untuk bertanggung jawab pada tugasnya masing-masing, juga belajar saling menghargai pendapat orang lain. Interaksi antar siswa akan terjadi dengan sendirinya, mereka akan saling tukar pendapat antara siswa yang bertamu dengan siswa yang dikunjungi. Bagi guru, strategi TSTS ini bisa membuat suasana kelas kondusif, tidak ada siswa yang mengantuk dan rusuh di kelas. Semua siswa aktif dan sibuk dengan tugasnya.
Pembelajaran dengan strategi TWO STAY TWO STRAY memungkinkan siswa saling berbagi informasi, baik dengan teman di kelompoknya maupun dengan teman dari kelompok lain. Adapun cara/langkah yang dapat dilakukan dalam pembelajaran dengan menggunakan TSTS ini di kelas adalah.
- Peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok. Setiap kelompok beranggotakan 4 orang, kelompok diusahakan anggotanya heterogen, ada siswa yang memiliki kemampuan tinggi, ada yang kemampuannya sedang, dan ada yang berkemampuan rendah.
- Setiap kelompok mempelajari materi yang disiapkan guru, materi bisa berupa PPT, tayangan video pembelajaran, tayangan, gambar, dan sebagainya. (kegiatan mengamati).
- Guru memotivasi rasa ingin tahu peserta didik dengan kegiatan tanya jawab. (kegiatan menanya).
- Peserta didik berdiskusi dengan kelompoknya tentang topik yang dibahas. (kegiatan mengumpulkan informasi).
- Hasil diskusi dirumuskan dalam bentuk bagan, skema, atau mind mapping sekreatif mungkin pada media yang disediakan (misal: kertas warna, kertas buram, karton, dsb.). (kegiatan mengolah informasi)
- Dua orang dari setiap kelompok tinggal pada kelompoknya untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya kepada tamu yang datang dari kelompok lain atau menjawab pertanyaan dari tamu. Sedangkan dua orang sisanya bertugas bertamu/mengunjungi semua kelompok lain untuk mencari tahu/menggali informasi hasil karya kelompok lain. Supaya tidak bentrok ketika mengunjungi suatu kelompok, maka guru harus mengatur waktu kunjungan dan perputaran waktu kunjungan. (kegiatan mengolah informasi)
- Setelah waktu kunjungan selesai, maka semua peserta didik yang bertamu diminta kembali ke kelompoknya masing-masing. Dua orang peserta didik yang sudah bertamu ke kelompok lain berbagi informasi hasil temuannya kepada temannya yang stay. (kegiatan mengolah informasi)
- Setiap kelompok diberikan waktu untuk memperbaiki/menyempurnakan hasil diskusinya/hasil karyanya berdasarkan informasi hasil kunjungan ke kelompok lain. (kegiatan mengolah informasi)
- Setiap kelompok memajang hasil karyanya di dinding kelas atau mempresentasikan hasil karyanya di depan kelas. (kegiatan mengomunikasikan)
- Masing-masing kelompok memberikan komentar dan umpan balik pada kelompok lainnya. (kegiatan mengomunikasikan)
Kelebihan dan kekurangan model pembelajaran Cooperative tipe Two Stay Two Stray. Berikut ini merupakan kelebihan model pembelajaan TSTS, yaitu:
- Dapat diterapkan pada semua kelas/tingkatan
- Kecenderungan belajar siswa menjadi lebih bermakna
- Lebih berorientasi pada keaktifan.
- Diharapkan siswa akan berani mengungkapkan pendapatnya.
- Menambah kekompakan dan rasa percaya diri siswa.
- Kemampuan berbicara siswa dapat ditingkatkan.
- Membantu meningkatkan minat dan prestasi belajar.
Di samping itu, TSTS juga memiliki kekurangan, yaitu:
- Membutuhkan waktu yang lama
- Siswa cenderung tidak mau belajar dalam kelompok
- Bagi guru, membutuhkan banyak persiapan (materi, dana dan tenaga)
DAFTAR PUSTAKA
Isjoni. 2009. Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi Antar Peserta Didik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Solihatin, Etin dan Raharjo. 2008. Cooveratif Learning Analisis Model Pembelajaran IPS. Jakarta: PT Bumi Aksara
Sugiyanto. 2009. Model-Model Pembelajaran Inovatif. Surakarta: PSG Rayon 13
Suprijono, Agus. 2010. Cooperatif Learning: Teori Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Trianto. 2009. Mendesain Model-Model Pembelajaran Inovatif progresif: Konsep Landasan dan Implementasinya pada KTSP. Jakarta: Kencana
Wina, Made. 2009. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Info
Penulis : | N. Supriati, M.Pd |
---|---|
Tanggal : | 07 May 2024 |
Pembaharuan : | 20 July 2024 |
Bagikan halaman ini
Tags
Penerapan TPACK Dalam Pembelajaran
6 bulan lalu
Sambutan Kepala Sekolah
9 bulan lalu
STOP BULLYING!
1 tahun lalu